SISTEM INFORASI AKUTANSI
PADA PERUSAHAAN KECIL
(DALAM BIDANG AGROBISNIS PEMANDIRIAN PANGAN RUMAH TANGGA
PETANI PEDESAAN)
Nama : Ulifah Saty Merianty Herlina Siahaan
Npm : 37112521
Kelas : 3 DB 06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014-2015
PENDAHULUAN
Tantangan perekonomian di era globalisasi saat ini adalah
bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia
sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekitar 235
juta jiwa tersebar dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini
menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah, dalam hal memenuhi kebutuhan
pangan rakyatnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi
sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan
berkembangnya perekonomian bangsa, maka dicanangkan masa depan Indonesia menuju
era industrialisasi, dengan memperkuat sektor pertanian.
Sektor pertanian mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah
produksi pangan, terutama di wilayah tradisional di Jawa dan luar Jawa. Hal ini
karena semakin terbatasnya lahan untuk bertani. Perkembangan penduduk yang
semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana
pendukung kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga
membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang. Selain berkurangya lahan
beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif
stagnan. Salah satu penyebabnya adalah pasokan air untuk lahan pertanian juga
berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi perlu diperbaiki.
Hutan-hutan tropis yang juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus
cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi
pasokan air untuk pertanian.
Sesuai dengan permasalahan aktual yang ada, Indonesia akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di
kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan
dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi
kebutuhan pangan, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti
beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu
mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan
bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan
struktur perekonomian Indonesia.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh
sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor
perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan
12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor
pertanian 0.29 persen.
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36
persen, dan industri pengolahan 1,6 persen. Sebaliknya pertumbuhan besar untuk
tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62
persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan
konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya
memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu
masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi,
perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi. Data ini menunjukkan
peran penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat mayoritas tenaga
kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup.
Strategi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi
permasalahan diatas adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung
sektor pertanian, teknologi tepat guna, permodalan dan pembukaan lahan baru
sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti dukungan permodalan dari
perbankan, ketersediaan pupuk, teknologi tepat guna dan sumber daya manusia yang
memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu
dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk
tetap mempertahankan usahanya dalam pertanian. Disatu sisi akan dapat
meningkatkan penghasilan dilain pihak merupakan dorongan yang kuat bagi pentani
untuk tidak pindah ke bidang usaha lain yang lebih menjanjikan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM-M) yang dicanangkan Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu –
Sulawesi Tengah, juga dimaksudkan untuk penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja di pedesaan. Kementrian Pertanian dalam rangka
mendukung upaya pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di
pedesaan, membuat program pemberdayaan yaitu Program Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP). PUAP merupakan program yang diperuntukkan
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan, sekaligus
mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antar
sub sektor.
ISI
OPTIMALISASI PENGEMBANGAN USAHA AGROBISNIS PEDESAAN.
Upaya yang perlu dilakukan dalam rangka optimalisasi Pengembangan
Usaha Agrobisnis Pedesaan adalah dengan merevitalisasi dan intensifikasi usaha
pertanian. Revitalisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan sarana produksi,
peningkatan sumberdaya manusia. Intensifikasi pertanian dapat dilakukan dengan
peningkatan produktivitas, dengan jalan penggunaan teknologi pangan yang tepat,
baik pemuliaan bibit tanaman, pemeliharaan tanaman dan teknologi penanganan
saat panen dan pasca panen. Hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana
membantu meng”akseskan” usaha pertanian dengan dunia perbankan. Ini menjadi
permasalahan utama dari usaha pertanian karena hampir sebagain besar masih
belum “bank able”. Artinya usaha pertanian masih sangat minim mendapat dukungan
dari dunia perbankan. Hal ini karena pengelolaan lembaga pertanian masih belum
banyak didukung laporan keuangan yang baik. Padahal pihak perbankan sangat
membutuhkan Laporan keuangan itu untuk dijadikan dasar dalam memperkirakan arus
kas, resiko dan kelangsungan usaha. Disisi lain usaha pertanian amat sangat
membutuhkan permodalan sebagai sarana modal kerja dan pengembangan usaha. Untuk
memecahkan dan menjembatani kedua lembaga ini maka perlu sekali lembaga-lembaga
pertanian untuk dikenalkan dan ditraning tentang pentingnya pelaporan keuangan.
PERAN
AKUNTANSI DALAM OPTIMALISASI PENGEMBANGAN USAHA AGROBISNIS PEDESAAN
Akuntansi mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi keuangan. Akuntansi suatu sistem dengan input data/informasi dengan
output informasi dan laporan keuangan. Akuntansi menghasilkan informasi
keuangan tentang sebuah entitas. Informasi keuangan terkait suatu entitas dan
dikomunikasikan kepada pemakai untuk pengambilan keputusan. Informasi yang
dihasilkan disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP):
· Laporan Posisi
Keuangan (Neraca)
· Laporan Laba
Rugi Komprehensif
· Laporan Arus
Kas
· Laporan
Perubahan Ekuitas
· Catatan atas
laporan keuangan
Tujuan Laporan keuangan :
·
Memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban sumber daya
yang dipercayakan kepadanya
·
Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pemakai
·
Menyediakan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan
informasi non keuangan.
Adanya pelaporan keuangan yang baik maka lembaga
pertanian akan memiliki informasi keuangan tentang usaha yang mereka lakukan
sehingga memungkinkan pihak yang berkepentingan terutama pihak bank untuk
memprediksi prospek usaha pertanian. Dengan demikian akuntansi akan dapat
dijadikan sarana bagi lembaga pertanian untuk menjadi lembaga ekonomi, yang
dapat digunakan mengakses perbankan, sehingga bisa membantu mendapatkan
permodalan bagi pengembangan usaha. Bagi petani sendiri informasi dari laporan
keuangan yang akurat akan dapat digunakan untuk lebih baik dalam memanaje usaha
pertanian. Misalnya dalam menetapkan besaran biaya produksi; baik benih, pupuk,
obat-obatan, tenaga kerja. Selain itu adanya informasi yang tepat tentang
permuliaan tanaman akan memungkinkan petani dapat memprediksi kebutuhan akan
modal kerja baik saat penanaman dan saat pemeliharaan. Ketiadaan informasi akan
menyebabkan petani akan gagal merencanakan waktu pemupukan penyemprotan,
penyalinan tanaman yang akan menggangu perencanaan kas flow usaha pertanian.
Selain itu informasi keuangan akan dapat menggambarkan siklus produksi
pertanian dari mulai pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai pada saat
panen dan penjualan hasil panen. Informasi yang akurat tentang siklus produksi
akan berguna bagi petani dan pihak yang berkepentingan dalam memprediksi
kebutuhan modal kerja. Bagi pihak perbankan pemahaman tentang siklus produksi
ini penting sekali karena penanganan kredit untuk usaha pertanian tentunya
tidak bisa disamakan dengan usaha perdagangan dan usaha indutri lain. Sebab
usaha pertanian baik produksi dan pemasarannya masih sangat tergantung factor
lingkungan yang sangat sulit diprediksi dan sulit dikontrol. informasi siklus
produksi yang tepat akan sangat membantu petani untuk dapat memperkirakan kapan
usaha pertanian tertentu harus dimulai. Ketepan penetapan waktu tanam, ditambah
informasi siklus produksinya akan dapat digunakan memprediksi harga jual dan
pendapatan produk pertanian.
Faktor
lingkungan yang sangat sulit dikontrol dan diprediksi ini maka mindset petani
juga perlu dirubah, sehingga pendekatan pada usaha pertanian sekarang tidak
hanya pada pendekatan produksi tetapi juga harus berubah ke pendekatan
kebutuhan pasar. Untuk itu petani harus mulai mempertimbangkan dan menggunakan
informasi keuangan dalam usaha pertaniannya. Kegagalan petani memenuhi
kebutuhan pasar maka akan berpengaruh pada harga produk dan tentunya akan
mempengaruhi pengahasilan dan pendapatan.
KESIMPULAN
Perkembangan usaha agribisnis, sebagai penggerak ekonomi
perdesaan dinilai sangat lambat, hal ini disebabkan oleh terbatasnya akses
petani terhadap permodalan, sarana produksi, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) serta pasar. Kelembagaan agribisnis di perdesaan belum dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha
untuk petani anggota Poktan/Gapoktan, baik petani pemilik, petani penggarap,
buruh tani, maupun rumah tangga petani, oleh karena itu bantuan modal tersebut
harus dapat berkembang dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Gabungan
Kelompoktani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk
penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal
dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan akan di dampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping
dan Penyelia Mitra Tani. Diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembaga ekonomi
yang dimiliki dan dikelola oleh petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar